Kamis, 01 Juni 2017

KRISTUS DALAM BUDAYA AFRIKA

 



Cara hidup Orang Afrika bersifat komunal. Mereka hidup dalam kelompok yang saling mengahargai satu dengan yang lain. Identitas mereka bukan identitas secara pribadi semata melainkan identitas mereka bergantung pada indentitas kelompok. Orang afrika punya penghargaan yang besar terhadap para leluhur baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal. Kepercayaan mereka bahwa sekalipun tubuh para leluhur telah mati tetapi rohnya masih tetap hidup dan punya kuasa serta punya keterjalinan dengan orang atau keturunannya yang masih hidup. Oleh karena itu mereka sangat mengormati roh para leluhur dan penghormatan itu sering diungkapkan lewat berbagai ritual bagi roh para leluhur. Orang afrika punya kekayaan budaya yang sangat banyak salah satunya tentang ritual-ritual. Ada ritual penting yang tidakk boleh terlewatkan dari kehidupan manusia bagi orang afrika yakni rituan kelahiran, pekawinan dan kematian.
Selain kepercayaan suku, orang afrika juga menganut agama-agama besar seperti Ismal dan Kristen. Dalam perjumpaan dengan agama-agama tersebut terjadi percampuran dimana agama besar berhasil mempengaruhu cara hidup orang afrika namun juga agama tersebut telah dipengaruhi olaeh unsur-unsur budaya afrika.
Yesus sudah berada di afrika bahkan sebelum agama kristen ada. Peristiwa mengungsinya yasuf dan maria pasca kelahiran kristus ke mesir, diduga berhubungan dengan bangsa afrika. Dimana pada saat itu, bangsa diduga yesus dan keluarganya tinggal di afrika. Sampai saat ini bukti-bukti yang menunjukan mereka pernah di sana masih ada.
Setelah lahir kekristenan, kekristenan juga berhasil menyentuh bumi afrika. Asal mula berdirinya gereja di mesir di anggap sebagai hasil karya Markus, yang digantikan oleh pemimpin tertinggi gereja kopti. Dalam abad ke 6 agama kristen menyebar ke Nubia. Namun, pada saat perang salib, orang Nubia bersekutu dengan orang kristen barat mengakibatkan kekacauan yang tidak teratasi dalam agama kristen Nubia. Akibatnya agama itu akhirnya menjadi korban dari agresi pihak islam.
Agama kristen kembali diperkenalkan keada orang Afrika ketika lalu lintas perdagangan dimulai. Orang Portogislah yang menjadi perintisnya. Zendling kembali memusatkan perhatiannya pada afrika. Kaum protestan lebih dulu bekerja dari pada kaum katolik. Penginjil-penginjil yang pertama datang umumya orang terpelajar, belajar menguasai bahasa dan kebudayaan negeri yang bersangkutan. Sedangkan pengnjil pada tahap selanjutnya lebih tertutup bagi kehidupan orang afrika dan malah masih sangat menonjolkan “ kebaratan” mereka. Sehingga mereka terasa asing bagi orang afrika.
Gereja-gereja yang lahir di zaman zending sering menolak adat istiadat afrika. Oleh karena itu di beberapa bagian afrika lahirlah apa yang disebut “gereja-gereja independent”. Artinya gereja yang ingin melepaskan diri dari gereja-gereja zending. Salah satu gereja mandiri terbesar adalah gereja Kimbangu di Zaire.
Akibat dari penolakan penolakan bagi kaum Afrika maka mulailah bermunculan berbagai teologi yang menggambarkan yesus sebagai bagian dari orang afrika. Respon ini bukan hanya berasal dari para teolog saja melainkan juga dari para seniman dan penulis. Gereja-gereja mandiri di afrika memiliki suatu “Teologi Lisan” artinya bukan rumusan melainkan gambaran, bukan keterangan melainkan cerita, bukan kitab melainkan manusia, bukan pokok-pokok dogmatik melainkan nyanyian yang merupakan pusat perhatian.
Gabriel M Setiloane membuat sebuah sajak dengan judul “Aku Orang Afrika”. Sajak ini menggambarkan Yesus ibarat orang afrika dalam hubungannya dengan Allah dan Roh Kudus serta dunia. Yesus ibarat orang afrika yang hidup bersama-sama orang afrika dengan adat dan budaya afrika. Respon serupa pernah juga dilakukan bahkan sebelum abad ke 19. Seorang gadis bernama Vita Kempa menggambarkan Yesus sebagai orang Afrika berkulit hitam. Kristus “Hitam” telah menjadi pusat . Ia membela orang-orang afrika yang tertindas. Dalam tahun 1760 Vita Kempa dibakar di Kongo.
Seninam Engelbert Mweng dari Kamerun membuat sebuah gambar Yesus yang sarat akan makna bagi orang afrika. Gambar itu menerangkan kedua tanga Yesusu diulurkan bukan hanya ke atas tetapi juga ke depan sehingga ia seakan-akan merangkul seluruh dunia , yang Ia berkati dari Salib-Nya. Gambar itu memiliki 3 warna yang punya arti sendiri bagi orang afrika; Hitam - menderita, Putih- Kematian, Merah – Kehidupan.
M. L. Daneel juga mengembangkan suatu Kristologi dengan menghubungkan pengalaman orang afrika mengenai Kristus dalam kehidupan gerejawi yang kaya akan upacara-upacaa adat dan persepsi mereka akan kehadiran-Nya.

Gelar-gelar Kristologis di Afrika
• Kristus Sebagai Pemenang
Orang Afrika sangat peka terhadap berbakai kuasa yang bekerja dalam hidup mereka seperti roh-roh jahat, kekuatan gaib, sihir, ketakutan, penyakit, kuasa kejahatan dan terutama kuata maut. Berbagai hal jahat ini berhasil ditaklukan oleh Yesus bahkan Kematianpun mampu Yesus taklukan dengan kebangkitannya. Ia sanggup melakukan berbagai mujizat dan mengalahkan kuasa kegelapan. Karena itu, ia dijuluki sebagai pemenang.

• Kristus Sebagai Kepala Suku
Yesus juga mendapat gelar sebagai Chief yang berarti kepala suku atau raja. Hal ini bertolok dari anggapan orang Afrika bahwa Yesus itu Berkuasa, Dia yang datang dan oleh kehadiran-Nya segala sesuatu dilupakan dan padanya semua orang selamat. Namun, gelar ini juga memperoleh beragam pendapat ada yang berpendapat bahwa Cheif adalah pemimpin yang jauh dari Rakyatnya oleh karena itu gelar ini tidak terlalu cocok bagi Yesus. J.S. Pobee berpendapat bahwa adalah berbahaya jika dinyatakan bahwa ada persamaan antara kristus dan chief, sebab teologi seperti itu adalah teologi kemuliaan bukan teologi salib.

• Kristus sebagai leluhur
Menurut J.S poobe, Yesus adalah Nana seperti leluhur lain yang termashyur. Ia adalah hakim yang tidak terlupakan, Ia mengungguli leluhur yang lain karena Dia yang terdekat dengan Allah. Di dalam penyataan Yesus adalah Nana mengandung arti bahwa norma-normanya berlaku dalam orientasi pribadi, dalam struktur-struktur masyarakat, dalam perkembngan ekonomi dn hubungan politik. Pernyataan tersebut berarti keadilan pribadi dan sosial.

• Kristus Sebagai Dukun
Gelar ini bertolak dari praktek-praktek penyembuhan yang dilakukan Kristus. Dalam kehidupan orang afrika, dukun memiliki peran penting dalam menjaga keselamatan dan kemakmuran seseorang. Dukun menjadi sosok penting dalam tatanan masyarakat karena kesaktiannya dalam menyembuhkan. Dukun merupakan tabib yang manjur bagi kalangan bangsa Afrika saat itu. Gambaran tersebut kemudian dilekatkan pada Kristus. Ia tampil sebagai penyembuh, penjaga bahkan pelindung yang mampu melindungi mereka dari kuasa jahat, bahkan kematianpun di taklukannya. Ia jauh lebih besar dari dukun-dukun biasa yang ada. Oleh karena itu secara sederhana orang afrika mengerti Yesus sebagai dukun, tatapi Dia adalah dukun yang tak terkalahkan dan Dia berasal dari Allah yang akan melindungi setiap umat manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar