Kamis, 16 Maret 2017

Mencintaimu_Ungkapan Hati melalui Tinta



MENCINTAIMU
Aku memang bukan cinta yang sempurna
Kekurangan dan kelebihanku saling bertalian
membentuk pribadiku demikian
tidak hanya sebatas angan
cintaku menemuimu hingga aku akhirnya ke pelaminan

aku mencintamu dengan segenap hatiku
izinkan aku mengungkapkan perasaanku
mencintaimu adalah keindahan  sorgawi yang kumiliki
mencintaimu adalah kesempurnaan hidup yang kunikmati

Aku mencintaimu
seperti akar pohon mencintai tanahnya
seperti hujan mencintai tetasan airnya
seperti bintang-bintang mencintai langit malamnya
seperti matahari yang mencintai cahayanya

Tak selamanya mataku kan terbuka untuk memandangmu
Tak selamanya tanganku kan kokoh untuk menopangmu
Tak selamanya bibirku akan terus memanggil namamu
Tapi selama nafas hidupku masih berhembus
takkan pernah kupandang yang lain selain dirimu.
Terima kasih sudah mau menjadi bagian terbaik dalam hidupku
Bahkan nanti ketika  jiwa ini tak beraga aku akan selalu mengingatmu.
 
By:  E. R. N

Selasa, 14 Maret 2017

Kerja Menurut Kekristenan



A.    Arti dan Makna Kerja
Kerja adalah bagian sentral di dalam kehidupan manusia. Dengan pikiran dan tubuhnya, manusia mengorganisir pekerjaan, membuat benda-benda yang dapat membantu pekerjaannya tersebut, dan menentukan tujuan akhir dari kerjanya. Salah seorang filsuf Inggris yang bernama John Locke pernah berpendapat, bahwa pekerjaan merupakan sumber untuk memperoleh hak miliki pribadi. Hegel, filsuf Jerman, juga berpendapat bahwa pekerjaan membawa manusia menemukan dan mengaktualisasikan dirinya. Karl Marx, murid Hegel, berpendapat bahwa pekerjaan merupakan sarana manusia untuk menciptakan diri. Dengan bekerja orang mendapatkan pengakuan.
Tulisan-tulisan filsuf di atas, oleh Magnis-Suseno disimpulkan dan dirangkum  bahwa ada tiga fungsi kerja, yakni fungsi reproduksi material, integrasi sosial, dan pengembangan diri. Yang pertama dengan bekerja, manusia bisa memenuhi kebutuhannya. Yang kedua dengan bekerja, manusia mendapatkan status di masyarakat sehinggaa dipandang sebagai warga yang bermanfaat. Dan yang ketiga dengan bekerja, manusia mampu secara kreatif menciptakan dan mengembangkan dirinya. 
Untuk memaksimalkan pekerjaannya maka manusia harus memiliki etos kerja yang baik. Menurut Toto Tasmara, (2002) Etos kerja adalah totalitas kepribadian diri serta cara manusia mengekspresikan, dan memberikan makna pada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal penting seperti:
ü  Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, agar mencapai masa depan yang lebih baik.
ü  bekerja Dengan Ikhlas. Bekerja dengan ikhlas berarti bekerja dengan penuh kerelaan. Setiap pekerja harus menyadari bahwa pekerjaan yang dilaksanakannya adalah karena kemauannya sendiri, bukan paksaan.
ü  Bekerja dengan Tekun dan Bertanggungjawab serta selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Dengan ketekunan, serumit apapun jenis pekerjaannya, pasti akan terselesaikan dengan baik. Bertanggungjawab atas hasil kerja, tindakan dan keputusan yang dibuat. Serta kita harus mengandalkan Tuhan didalam setiap pekerjaan yang kita kerjakan serta pilihan yang akan kita ambil.
ü  Bekerja dengan Semangat dan Disiplin. Bersemangat berarti bersedia menerima nasihat atau teguran. Disiplin berarti tertib dalam tindakan, patuh dan taat kepada peraturan dan undang-undang, dengan disiplin akan menjamin produktivitas kerja
ü  Bekerja dengan Kejujuran dan Dapat Dipercaya, memenuhi janji dan secara tetap memenuhi patokan kejujuran, ketulusan hati atas segala tindakan dan pernyataan kita.
ü  Bekerja dengan Berpasangan. Kita bekerja tentu saja tidak bisa sendiri, pasti memerlukan orang lain, maka itu kita bekerja wajib saling bantu, saling berdiskusi untuk menambah wawasan kita.

B.     Mengapa Manusia Bekerja ?
-          Mencari Nafkah
Tujuan, landasan, dan motivasi kerja yang paling umum dan paling rendah dari hidup manusia adalah mencari nafkah. Memang mencari nafkah bukanlah hal yang sepenuhnya salah, karena itu adalah tugas dan naluri hidup manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Namun, ini bukanlah motivasi utama dan bahkan bukan sebuah definisi kerja yang benar dan baik. Jika kita mendefinisikan bekerja berarti mencari nafkah atau mencari uang, maka kita harus menyetujui kerja para perampok atau para PSK. Mereka bekerja keras, berkeringat, penuh persiapan, pemikiran, kerjasama, dan keterampilan yang sangat luar biasa demi untuk mendapatkan nafkah mereka. Tetapi manusia normal tentu tidak akan memasukkan perampokan atau treacfiking sebagai salah satu bidang kerja. Maka, bekerja harus lebih dari sekedar mencari uang atau mencari nafkah. Bahkan bekerja dengan cara korupsi, penindasan atau pemerasan, penipuan dan sejenisnya, sekalipun akan memberikan nafkah yang besar bagi keluarga, tetap tidak bisa disebut sebagai kerja. Maka kerja dalam pandangan iman kristen idealnya  bukan semata mencari nafkah.
-          Kerja Adalah  Pertanggungjawaban Iman Manusia Kepada Allah.
Beberapa kesaksian Alkitabsecara eksplisit menegaskan tentang kerja. Berikut ini adalah penjelasannya:
a.       Kejadian 2:15.
Dalam Nats ini tergambar apa yang disebut dengan hakekat manusia sebagai makluk kerja. “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” kata “Mengusahakan”  dalam nats ini  mengandung makna pelayanan yang sesungguhnya.  Kata mengusahakan berasal dari kata Aboda  yang berarti ibadah. Kata Aboda ini setara dengan kata diakonia dan liturgia dalam perjanjian baru. Kata Kerja dari aboda adalah abad, dan orang yang melakukan aboda tersebut disebut ebed (orang yang mengusahakan). Ebed setara dengan liturgos.
Ketika Allah menciptakan manusia tujuan utama Allah adalah menjadikan menusia sebagai rekan sekerjanya. Itu berarti sejak semula panggilan dan pengutusan manusia di dunia adalah untuk bekerja. Manusia mengambil tempat sebagai ebed atau pelayan. Ebed (Pelayan) melakukan tindakan mengusahakan bukanlah untuk dirinya sendiri melainkan mengusahakan apa yang diperintahkan Allah. Pelayanan dan pekerjaan yang dilakukan semata-mata sebagai bentuk pertanggungjawaban iman kepada Allah yang mengutusnya. Kerja adalah ibadah. Hal ini berarti ketika kita mengusahakan apa yang Allah perintahkan berdasarkan kehendaknya disertai dengan rasa tanggung jawab itulah makna ibadah yang sejati.  Jadi, Aboda berarti pengabdian untuk mengusahakan apa yang diperintahkan Allah bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk dunia  dan alam semesta di mana ia ada sebagai bagian dari pengabdian kepada Allah. Bertolak dari pengertian tentang aboda tadi maka dapat dikatakan bahwa kerja adalah tindakan melayani baik kepada sesama manusia serta  alam ciptaan yang dilakukan dengan dasar kasih dan  bertujuan untuk mengabdi kepada Allah.

b.    Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. II Tes. 3:10.
Paulus menyatakan perintah yang sudah umum didengar. Ungkapan ini sudah merupakan kebijaksanaan kuno. Misalnya, tampak dalam Kej 3:9, “dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu”. Ungkapan yang senada dengan ini adalah, “barangsiapa yang tidak bekerja, tidak akan makan apa pun”. Paulus ingin mengatakan bahwa, inilah pandangan orang kristiani tentang kerja. Ungkapan ini menekankan kehendak, “jika seseorang menolak bekerja” dan selanjutnya buah dari penolakan itu, “ia tidak akan makan apa pun”. Paulus hendak menjelaskan bahwa orang Kristen janganlah menjadi seorang yang pemalas. Kewajiban seorang Kristen adalah menjadi pekerja. Sebagai hamba-hamba Allah manusia terkususnya orag Kristen harus bekerja dengan rajin dan tekun. Pada ayat sebelumnya, ayat 6 Perintah Paulus ditujukan kepada saudara-saudara supaya menjauhkan diri dari orang yang tidak bekerja dan menuruti ajaran yang disampaikan. Pada saat itu, jemaat berpikir bahwa parusia atau hari Tuhan akan segera tiba jadi pekerjaan tidaklah penting. Paulus membantah hal itu dan mencoba mendudukan pemahaman yang benar yakni, barang siapa yang ingin menyambut Tuhan tidaklah dengan cara berpangku tangan melainkan dengan bekerja.  Jadi sebenarnya dalam ayat  ini Paulus menegur umat dengan menggunakan otoritasnya sebagai Rasul Tuhan, yang berhak dan wajib menasihati mereka atas nama kepala jemaat.
c.       Amsal 6:6-8
Amsal 6:6-8 menjelaskan kepada kita akan sifat dari semut yang dapat dijadikan teladan dalam bekerja, yaitu; 1. Tekun , raji dan konsisten (6: 6).Tekun adalah tidak lekas putus asa, tidak akan berhenti bekerja sebelum yang dicita-citakan tercapai. Sifat tekun juga mengandung makna kesungguhan, kekerasan tekad, tidak mudah putus asa, tidak berhenti sebelum tujuannya tercapai, selain itu ada harmonisasi  saat mengerjakan ketekunan itu.
Semut dapat mencukupi kebutuhan makanannya karena mereka konsisten mengumpulkan makanan. Hari cerah, semut bekerja; hari hujan, semut juga tetap bekerja. Semut konsisten dalam bertindak, cuaca tidak mengubahnya untuk tekun melayani komunitasnya. Ia konsisten dalam menata kebutuhannya ke depan. Kata pergilah dalam bahasa Ibrani menggunakan kata " yalak {yaw-lak'} yang artinya to go, walk, come (Qal) go away yaitu pergi lakukan. Dalam bentuk imperative active masculine yang berarti satu kata perintah yang harus dilakukan atau yang membutuhkan tindakan (action). Kata perhatikanlah dalam bahasa Ibrani menggunakan kata ha'r' (raah) yang artinya to see (Qal ) yaitu pergi untuk melihat dan dalam bentuk imperative active masculine yang berarti satu tindakan yang bukan hanya diperhatikan melainkan dilihat sungguh-sungguh akan tindakan atau sikap dari seekor semut tersebut.
Manusia patut belajar dari semut. Dalam hubungan dengan ethos kerja, manusia harus tekun dan konsisten serta berpikir jangka panjang. Hidup bukan untuk hari ini saja melainkan hidup untuk masa depan. Rancangan dan persiapan kita hari ini akan sangat membantu kita untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

-  Manusia Harus Bekerja Karena Allah Turut Bekerja
Kerja adalah bagian yang hakiki dan luhur dari kemanusiaan kita, karena, pertama: Allah adalah Allah yang bekerja. Allah yang bersukacita melihat hasil karyaNya (Kej.1:31). Ia terus bekerja hingga hari ini (Yoh.15:17). Karena manusia diciptakan segambar dengan Allah yang bekerja, maka kita harus juga bekerja. Kedua, sejak awal diciptakan, manusia diperintahkan untuk bekerja, dalam rangka menunaikan mandat Ilahi yang luhur untuk mengelola bumi ciptaan Allah dan segala isinya.
Secara Alkitabiah, bekerja pertama-tama adalah respon ketaatan kepada Allah, untuk menunaikan panggilanNya mengelola dunia ciptaanNya demi kemuliaanNya, sesuai peran yang Ia percayakan kepada kita masing-masing. Selanjutnya, bekerja adalah untuk berkarya, menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama, dalam bentuk barang maupun jasa.
Mengapa kerja penting bagi orang Kristen adalah karena terus bekerja. Allah yang aktif. Allah yang bertindak. Allah sekalipun pemilik segala sesuatu, tetap bekerja. Bekerja adalah bagian hakikat dari-Nya. Allah adalah Pekerja yang sesungguhnya. Juga karena bekerja adalah hakikat Allah, maka bekerja juga merupakan hakikat manusia itu sendiri. Bekerja adalah tugas manusia di dunia.

Kesimpulan.
            Jadi “ethos kerja” bisa diartikan sebagai suasana khas (budaya) bekerja dalam suatu kelompok yang dilandasi pada suatu system nilai yang fungsional. Dalam hal ini menyangkut moral yang baik (sikap dan sifat) yang telah membudaya di dalam menjalankan kerja.  Dengan demikian ethos kerja akan menjadi perilaku positif yang telah membudaya dalam suatu komunitas atau institusi yang menggerakkan atau memberi spirit kepada mereka dalam menjalankan kerja.
            Sebagai kesimpulannya, Jansen H. Sinamo menyatakan bahwa etos kerja meliputi beberapa hal yaitu:
1. Kerja adalah rahmat, bekerja tulus penuh syukur.
2. Kerja adalah amanah, bekerja benar penuh tnggung jawab.
3. Kerja adalah panggilan, bekerja tuntas penuh integritas
4. Kerja adalah aktualisasi, bekerja keras penuh semangat
5. Kerja adalah ibadah, bekerja serius penuh kecintaan
6. Kerja adalah seni, bekerja cerdas penuh kreativitas
7. Kerja adalah kehormatan, bekerja tekun penuh keunggulan
8. Kerja adalah pelayanan, bekerja paripurna penuh kerendahan hati.